gerimis dan banjir
mengusik mimpi dan istirah
jalan-jalan padat dengan air
menusuk langsung jantung berdarah
terkadang aku mengundang angin
tuk menemaniku menulis
di pematang pekuburan penuh asin
airmata pahit sejumput nasib
jangan ...
jangan mencuri waktuku dengan kopi
sebungkus roti
sebilah belati
hari ini lebih menarik jika
terlentang menatap langit jingga
dan matahari terbit tanpa mata
lalu terbenam melewati senja
libur dari perjalanan
istirah saja
lelah diredamkan tanah dan sungai
bersama pejam mataku
cinta ...
No comments:
Post a Comment