aku menceritakan padamu seribu peluru
runcing dan tumpul
pecah atau menembus
semuanya terpantul
di kekacauan sejarah
hanya mencari-carimu
di depan waktu
kata-kata yang terdengar
meletuskan gema di jiwa
lalu hatiku terbakar
lubang mengalirkan darah kental
ada seribu peluru
menerjang bersamaan
adakah kematian begitu sakit
ataukah kehidupan lebih sakit
sebab dan akibat
adalah palu yang pukulannya terlambat
engkau membuang senapan
lalu dipungut oleh seorang gelandangan
yang menceritakan padaku
tentang seribu peluru
yang menetap di hatinya - tersarang
lalu hatinya terbakar sembilu
dan lilin-lilin leleh karena api biru
dan ia melangkah dengan berat
menggenggam senapan penuh darah
hanya untuk mengumpulkan seribu peluru
dan memasukkannya ke magazin waktu
entah..
adakah kebodohan ataukah memang sepantasnya ia
menerka setiap tikungan dan bertanya kepada kawan
di manakah peluru yang tersebar?
adakah di kepalamu peluru yang mematikan pecundang?
sebagian menjadi budak waktu
sebagian menjadi tuan waktu
entah..
hatiku dan hatinya terbakar
luluh seperti ribuan lilin meleleh dalam api
seribu peluru
seolah berdesingan ...
kepadamu
No comments:
Post a Comment