Friday, June 1, 2012

Karena Ibu

Selamat pagi ibu, salam padamu dariku
kita memang tak pernah lagi bertemu
tapi aku merindukanmu, selalu
bagaimana ibu menjalani waktu menunggu?
aku berdoa untuk kebahagiaan ibu
selalu ibu
aku berdoa untukmu

ibu apakah bisa mendengarku?
apakah suara doa dalam batin yang kupanjatkan
bisa menembus hingga ke dunia itu?
aku memanjatkannya dengan kepasrahan
semoga doa itu bisa melesat kepada Tuhan

ibu apakah bisa melihatku?
ketika pagi buta aku bangun terburu-buru
mengejar langkah tak jauh
agar tak terlambat ditinggalkan jamaah subuh

jika dahulu ibu menjewer kesiangan tidurku
memercikkan air di muka kemalasanku
lalu tahun demi tahun berlalu
rasa air itulah yang membangunkanku
bukannya dingin pagi
atau panasnya hati ketika jiwaku berapi
tapi karena pesanmu sudah sampai
kukuh terpahat bersama matahari pagi

salam cinta ibu, aku ingin mencium tangan kenanganmu
karena kita terpisah sangat jauh
raga yang musnah biarlah menyatu dengan tanah
tapi cintamu akan terikat dalam rumah
tempat aku menaruh hatiku ketika lemah

sampai kini ketika sunyi mengurung hati
aku selalu teringat tanganmu mengusap pipi
dan pelukanmu yang menenteramkan
karena engkau mencintai
karena engkau menyayangi

hai ibu, aku selalu memintamu berdoa
untuk langkahku tersandung bala
untuk kesusahanku terkandung bahaya
lalu waktu memutihkan rambutmu
lalu waktu memutihkan rambutku
barulah aku paham cepatnya cinta terputus raga
barulah aku paham perpisahan itu sangat dekat saatnya

tapi ibu, karena engkaulah aku bisa berjalan jauh
ketika dahulu dalam lindungan sayapmu aku terjatuh 
untuk mengikuti arus pengaruh dunia

lalu engkau memegangku dengan kata-kata
lalu engkau menjagaku dengan kata-kata
hingga kini
semakin terasa benarnya

ah ibu.
apalagi yang bisa kutuliskan untukmu?





No comments:

Post a Comment

Kenangan #4

lalu lalang jariku terlambat kenangan menaruhnya dalam waktu yang lampau jejak sejarah