inilah waktunya mengatupkan mata
berhenti bersama waktu yang tmenggerus usia
istirahat dari lalu lalangnya cerita
saat ini saja
engkau kembali terlalu cepat, cinta
saat aku belum sepenuhnya pulih
dari luka perang dan kejatuhan
dan tetap saja senyummu alangkah panasnya
bagaimana aku bisa bertahan menghadapi
waktu gelap yang terus memutari
kepalaku terantuk seribu tawon api
berdesingan keluar masuk hati
senyummu memaksaku duduk kembali
di pelataran hening sepi
hanya duduk saja sekian hari
berfikir-fikir terus dan memantapkan nyali
hai hai hai....
kemana burung-burung yang hinggap di sepucuk daun
beterbangan ketika musim padi menguning
dan bunga-bunga bermekaran seperti bunting
aku sedang berbaring rata dengan tanah
berdiam saja dibiarkan sejarah
menjadi kaku
menjadi batu
No comments:
Post a Comment